Pemerintah Meminta Untuk Tidak Mengaitkan Insiden Pembakaran dengan Tahun Politik 2019

Pemerintah Meminta Untuk Tidak Mengaitkan Insiden Pembakaran dengan Tahun Politik 2019

Pemerintah meminta agar publik tidak mengaitkan insiden pembakaran bendera yang bertuliskan kalimat tauhid oleh anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dalam perayaan Hari Santri Nasional (HSN) 2018 dengan tahun politik 2019. Insiden tersebut tidak ada hubungannya dengan dua kontestan yang akan bertarung di Pilpres 2019 mendatang.

“Peristiwa ini, kejadian ini tidak ada kaitannya dengan negara. Tidak ada keterlibatan atnara dua kontestasi yang saat ini sedang berjalan. Itu harus jelas. Jangan memunculkan situasi yang semakin berlibet-libet,” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Moeldoko mengatakan bahwa pemerintah mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga situasi tetap aman dan tenteram di tengah tahun politik. Moeldoko juga meminta agar tidak ada pihak yang menggiring peristiwa ini untuk menyudutkan pemerintah.

Pemerintah menghormati dan menyerahkan pengusutan insiden tersebut kepada pihak kepolisian. “Nanti juga polisi sepenuhnya akan menyelesaikan insiden ini. Jangan dikaitkan pemerintah, kontestasi perpolitikan kita. Masyarakat jangan digiring ke arah yang lain-lain karena masyarakat ingin tenang, ingin menikmati kehidupan yang damai,” ujarnya.

Sebelumnya, video anggota Banser Garut, Jawa Barat itu membakar bendera hitam yang bertuliskan kalimat tauhid pada peringatan HSN 2018 membuat heboh warga, terutama di jaga maya. Bendera yang dibakar tersebut sangat mirip milik organisasi terlangan yang sudah dibekukan oleh pemerintah yaitu Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Terkait kabar tersebut, Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) langsung mengecek kepada organisasinya di Garut. “Sudah saya tanyakan juga ke pengurus di sana, teman-teman yang membakar itu melihat bendera tersebut sebagai bendera HTI,” kata Yaqut saat dihubungi dikonfirmasi.

Yaqut kemudian mencoba memahami dari sudut pandang yang berbeda bahwa apa yang dilakukan belasan anggota Banser itu adalah upaya menjaga kalimat tauhid yang berada di dalam bendera hitam tersebut. “Jika bukan bendera yang ada tulisan tauhidnya, bisa jadi, oleh mereka tidak dibakar, tetapi langsung dibuang ke comberan,” tuturnya.

Menurut Yaqut, para anggota Banser tersebut ingin memperlakukan bendera tersebut sebagaimana jika mereka menemukan potongan mushaf Alquran. “Mereka akan bakar sobekan itu, demi untuk menghormati dan menjaga agar tidak terinjak-terinjak atau terbuang di tempat yang tidak semestinya,” tujasnya.

Kendati demikian, Yaqut sudah menginstruksikan seluruh kader Banser tidak lagi membakar bendera apa pun. Jika menemukan bendera-bendera tersebut, dia memerintahkan untuk diserahkan kepada aparat keamanan.

Comments

Popular posts from this blog

Kuasa Hukum Ratna Sarumpaet Sampai Saat Ini Belum Mendapatkan Surat Resmi Perpanjangan

Acara Debat yang Diadakan di Kampus Dapat Menaikkan Elektabilitas Prabowo-Sandi

Capres dan Cawapres Nomor Urut 02 Yakin Tidak Akan Terkena Dampak Negatif Hoaks Ratna Sarumpaet