Acara Debat yang Diadakan di Kampus Dapat Menaikkan Elektabilitas Prabowo-Sandi
Acara Debat yang Diadakan di Kampus Dapat Menaikkan Elektabilitas Prabowo-Sandi
Debat
capres dan cawapres Pilpres 2019 akan dilakukan di kampus yang dinilai
akan mampu menaikkan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga
Uno jika hal ini dikabulkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ide debat di
kampus ini digulirkan oleh Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN)
Prabowo-Sandi yakni Dahnil Anzar.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ikrama Masloman mengatakan bahwa pasangan Prabowo-Sandi bisa memanfaatkan pada momen debat di kampus untuk menaikkan elektabilitas dari kaum terpelajar. Dari survei temua LSI Denny JA didapati fakta bahwa kasus hoaks Ratna Sarumpaet dirasakan pada segmen pemilih terpelajar. Pasca hoaks tersebut, di segmen pemilih kaum terpelajar, dukung terhadap Jokowi-Ma’ruf cenderung naik, sementara dukungan terhadap Prabowo-Sandi cenderung turun.
“(Debat di kampus) bisa menjadi peluang bagaimana Pak Prabowo-Sandiaga mampu untuk mengkapitalisasi isu yang sensitif terhadap kelompok terpelajar isalnya debat di kampus, ekspor kebijakan ekonomi, program konkret ekonomi itu mungkin salah satunya program untuk mendongkrak atau mencetuskan kembali keterpilihan di segmen terpelajar atau pendidikan tinggi,” katanya di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Cara lainnya yaiut dengan tetap fokus pada isu ekonomi. Hal itu bisa berdampak langsung terhadap publik yang dapat dimanfaatkan pasangan nomor urut 02 untuk mengembalikan citra mereka dari kalangan terpelajar.
“Karena itu mereka menunggu program, tak hanya mengeksploitasi sentimen. Apalagi dengan terpaan hoaks tentu mengurangi kepercayaan publik terhadap strong leadership kedua pasangan calon,” terangnya.
Survei nasional LSI Denny JA dilaksanakan pada 10 Oktober-19 Oktober 2018 melalui face to face interview menggunakan kuesioner. Survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden dan margin of error sebesar 2,9% dan tingkat kepercayaan 97,2%.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ikrama Masloman mengatakan bahwa pasangan Prabowo-Sandi bisa memanfaatkan pada momen debat di kampus untuk menaikkan elektabilitas dari kaum terpelajar. Dari survei temua LSI Denny JA didapati fakta bahwa kasus hoaks Ratna Sarumpaet dirasakan pada segmen pemilih terpelajar. Pasca hoaks tersebut, di segmen pemilih kaum terpelajar, dukung terhadap Jokowi-Ma’ruf cenderung naik, sementara dukungan terhadap Prabowo-Sandi cenderung turun.
“(Debat di kampus) bisa menjadi peluang bagaimana Pak Prabowo-Sandiaga mampu untuk mengkapitalisasi isu yang sensitif terhadap kelompok terpelajar isalnya debat di kampus, ekspor kebijakan ekonomi, program konkret ekonomi itu mungkin salah satunya program untuk mendongkrak atau mencetuskan kembali keterpilihan di segmen terpelajar atau pendidikan tinggi,” katanya di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Cara lainnya yaiut dengan tetap fokus pada isu ekonomi. Hal itu bisa berdampak langsung terhadap publik yang dapat dimanfaatkan pasangan nomor urut 02 untuk mengembalikan citra mereka dari kalangan terpelajar.
“Karena itu mereka menunggu program, tak hanya mengeksploitasi sentimen. Apalagi dengan terpaan hoaks tentu mengurangi kepercayaan publik terhadap strong leadership kedua pasangan calon,” terangnya.
Survei nasional LSI Denny JA dilaksanakan pada 10 Oktober-19 Oktober 2018 melalui face to face interview menggunakan kuesioner. Survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden dan margin of error sebesar 2,9% dan tingkat kepercayaan 97,2%.
Comments
Post a Comment